abrar aziz

"Jadilah orang yang benar-benar hidup, bukan sekedar bernafas ..."

Senin, 30 April 2012

Kontras

Diposting oleh abrar aziz

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kontras memiliki makna ; memperlihatkan perbedaan yang nyata apabila dibandingkan. Jika anda mengambil kertas putih yang kosong lalu mencoretkan cat berwarna hitam pekat di atasnya maka akan terlihat jelas perbedaan antara kertas putih dan cat yang berwarna hitam. Kontras juga bisa kita pahami dalam konteks keadaan. Misalkan ketika anda melihat sebuah rumah mewah seharga sepuluh milyar berdampingan dengan gubuk kumuh yang terbuat dari kayu, maka anda akan bersepakat dengan saya bahwa itu adalah pemandangan yang kontras. Kontras dalam konteks keadaan inilah yang sehari-hari menjadi pemandangan lazim di negeri kita. Bahwa harga mobil seorang menteri yang mencapai satu koma tiga milyar adalah kontras jika dibandingkan dengan ratusan pengungsi bencana yang belum punya tempat tinggal permanen. Bahwa tunjangan perumahan anggota DPR senilai lima belas juta perbulan adalah kontras dengan gaji guru honorer dikampung saya, dua ratus lima puluh ribu rupiah perbulan. Suatu hari daerah saya kedatangan Bapak Presiden. Betapa bangganya para pejabat daerah di tempat saya. Jauh hari semua telah disiapkan matang-matang. Kunjungan RI 1 ini benar-benar spesial bagi pejabat daerah. Tapi sejauh yang saya perhatikan tidak semua rakyat antusias dengan kunjungan itu. Beberapa tetap turun ke sawah, sebagian ke sungai mengeruk pasir, sebagian tetap melaut, sebagian tetap berdagang di pasar. Sepertinya tidak terpengaruh dengan kunjungan pak Jenderal itu. Apakah sikap pejabat daerah dan rakyatnya ini bisa kita sebut kontras? Silahkan anda jawab. Bukan hanya tidak disambut antusias oleh rakyat kecil, kunjungan ini juga mendatangkan sumpah serapah bagi sebagian orang. Saya dan beberapa pengguna jalan harus rela menunggu berjam-jam karena jalan yang biasa kami gunakan harus ditutup sementara karena akan dilewati pak Presiden beberapa jam kemudian. Seorang bapak disamping saya tidak dapat menyembunyikan serapahnya kepada sang Presiden. Sepertinya dia sedang buru-buru mengerjakan suatu hal penting. Seorang bapak yang lain tak kalah seru mengumbar umpatannya karena hari ini pasti dia akan terlambat membuka warung nasinya. Di sebuah rumah seorang ibu juga kesulitan menahan umpatan karena bayinya yang baru berusia satu tahun tidak bisa tidur akibat suara sirine mobil polisi yang terus meraung-raung. Apakah ini juga bisa kita sebut kontras? Kepentingan rakyat banyak harus tersingkirkan demi kenyaman seseorang yang belum jelas apa manfaat dari kunjungannya itu? Bagi saya ini kontras. Menurut saya masih ada kontras yang lain dalam kasus kedatanga bapak Presiden ke daerah saya ini. Yaitu antara mental pejabat dengan rakyatnya. Bagi sebagian rakyat kecil, kedatangaan Presiden tidak berarti apa-apa. Menurut mereka melaut jauh lebih penting, turun ke sawah atau berjualan di pasar lebih bermanfaat daripada mengurusi orang yang jelas-jelas menyusahkan mereka dalam beberapa jam terakhir. Namun bagi pejabat daerah kunjungan ini sangat penting. Mereka bisa memamerkan keberhasilannya dalam membangun daerah, siapa tau nanti dengan kesan berhasil membangun daerah ini dana bantuan dari pusat bisa mengalir deras agar bisa dikorupsi lagi. Untuk kepentingan itu, ceritapun ditambah-tambahkan supaya bapak Presiden semakin terkesan. Mental pelabat yang inlander versus mental rakyat yang merdeka. Kontras. Desa Batang Tajongkek, Kec. Pariaman Selatan, Kota Pariaman. Jum`at, 27 April 2012 pukul 00.10 WIB

0 komentar: